Pages

Rabu, 22 September 2010

Dissidia: Final Fantasy

Cukup Simple mainnya.
Cloud AC
Squall
Ini dia Game Dissidia: Final Fantasy membuat mimpi ribuan orang menjadi kenyataan. Dulu saat Final Fantasy VIII sedang marak-maraknya dibicarakan orang, beberapa gamer membanding-bandingkan kekuatan Squall dengan Cloud dari Final Fantasy VII. Melalui Dissidia: Final Fantasy omongan tersebut bisa saja diwujudkan. Squall bisa kita pertemukan dengan Cloud atau bahkan Cecil sekalipun.


Seperti yang sudah dibahas di atas, SQUARE ENIX tampaknya sedang malas untuk mendisain sebuah game yang benar-benar baru. Sama seperti Clamp yang mencampur aduk semua tokoh ciptaannya dalam Tsubasa Reservoir, SQUARE ENIX menggabung-gabungkan hampir semua tokoh utama setiap serial Final Fantasy ke dalam Dissidia. Dissidia dibuat tidak mengikuti cerita Final Fantasy manapun, bisa dibilang Dissidia hanyalah berupa spin-off serial Final Fantasy seperti halnya Kingdom Heart. Dikisahkan para jagoan dari masing-masing serial Final Fantasy mewakili dewi Cosmos mencari kristal untuk menciptakan keseimbangan dunia. Sedangkan para penjahat utama yang digambarkan sebagai wakil Dewa Chaos memiliki misi sebaliknya. Setiap karakter akan memiliki jalan cerita tersendiri meskipun nantinya beberapa karakter akan memiliki hubungan cerita antara satu dengan yang lainnya.

Dissidia menyodorkan beberapa mode permainan, diantaranya adalah Story Mode, Quick Battle dan Wireless Mode. Sesuai namanya, Story Mode mengharuskan pemain untuk memilih salah satu dari 10 jagoan Final Fantasy. Pada mode ini, pertempuran ditentukan oleh musuh yang kamu temui dalam satu peta yang tampilannya mirip dengan papan catur. Setiap pergerakan karakter dalam peta tersebut mengkonsumsi Destiny Point (DP). DP juga dipakai untuk membuka jalan ke sebuah item atau untuk memperoleh Clear Bonus tambahan. Bonus tambahan bisa dipakai untuk memperoleh sejumlah Gil (mata uang FF) ataupun poin yang bisa kita pakai buat membeli karakter, form, dan lain sebagainya. Ketika syarat tiap stages dilengkapi, jalan menuju boss pun terbuka yang akan membuka adegan penting dalam setiap stage.


Walaupun Dissidia memiliki genre fighting, bukan berarti kita bisa menghajar musuh dengan beragam kombinasi tombol yang menghasilkan gerakan kombo layaknya serial Tekken. Unsur RPG tetap menjadi menu utama Dissidia, setiap karakter memiliki level yang bisa ditingkatkan, selain itu beragam atribut karakter bisa ditingkatkan melalui perlengkapan layaknya sebuah game RPG. Beragam Summon yang menjadi ciri khas serial Final Fantasy ikut ambil bagian, mulai dari Odin, Shiva, Bahamut, Carbuncle dan masih banyak lagi. Total ada 50 Summon yang bisa kita koleksi sepanjang Game.

Gameplay Dissidia bisa dibilang cukup sederhana dan mudah untuk dikuasai. Pada intinya jalannya pertempuran sangat bergantung dengan Brave Point (BP). Semakin banyak kita terkena serangan, BP yang kita miliki akan semakin berkurang dan apabila BP tersebut menyentuh angka nol, kita akan dihadapkan pada situasi yang disebut Break Mode. Sewaktu kita berada dalam kondisi Break Mode, serangan apapun yang masuk akan dihitung sebagai serangan kritikal sedangkan kita tidak bisa melukai musuh sedikitpun. Selain BP, Dissidia memakai sebuah sistem mirip dengan limit break yang dinamai EX Mode. Dalam kondisi EX Mode kekuatan karaktermu akan meningkat berkali-kali lipat, selain itu EX Mode mengijinkan kita untuk melakukan serangan EX Burst yang sangat mirip dengan gerakan limit break dari serial Final Fantasy. EX Burst memiliki cara pengaktifan yang berbeda-beda pada setiap karakter, seperti EX Burst milik Squall yang mengharuskan kita untuk menekan tombol trigger pada saat yang tepat untuk mengaktifkan Renzokuken. EX Mode dapat diakses ketika EX gauge terisi penuh, cara untuk mengisinya adalah dengan mengumpulkan power-up yang dijatuhkan oleh musuh ketika menerima serangan atau mencarinya di sekeliling peta.


Terakhir kita akan berbicara faktor grafis dan suara di dalam game. Untuk urusan grafis Dissidia: Final Fantasy patut untuk diacungi jempol. Gambar karakter dan lingkungan dibuat cukup detil, apalagi game ini memiliki banyak FMV indah ala serial Final Fantasy. Secara garis besar, walaupun berada sedikit di bawah Crisis Core, grafis Dissidia layak untuk dipuji. Untuk urusan suara lagi-lagi kita harus angkat topi tanda salut, beragam suara yang menjadi ciri khas masing-masing serial Final Fantasy digubah dengan sangat indah tanpa mengilangkan ciri utama musik tersebut. Tampaknya SQUARE ENIX tidak main-main dalam pembuatan game kali ini.

 


0 komentar: